Ngluruk dalam bahasa keseharian berarti bertandang. Ketika konteks pembicaraannya adalah olah raga, ngluruk berarti bertanding di tempat lawan.
Kata yang sama dapat berarti negatif kalau konteks pembicaraannya adalah perselisihan/perkelahian. Ngluruk berarti mendatangi lawan untuk ‘menyelesaikan’ perselisihan dengan cara ‘kekerasan’.
Ngluruk yang kami lakukan pada hari Minggu 17 November 2013 tidak dalam konteks keduanya. Tak ada pertandingan yang kami lakukan ataupun lawan yang kami hadapi. Ngluruk kali ini justru merupakan variasi baru bentuk kerjasama yang kami lakukan dengan biro perjalanan wisata (Grand Java, Purwokerto).
Sahdan, tamu kami dari Bank Jateng memiliki jadual yang sangat padat. Kunjungan ke Yogyakarta terkonsentrasi pada city tour. Komunikasi dan koordinasi dengan biro perjalanan akhirnya memaksa kami untuk ngluruk ke hotel Ambarukmo tempat rombongan menginap.
Semakin padatnya lalu lintas kota Yogyakarta akhir-akhir ini, membuat biro perjalanan harus membuat skala prioritas: apakah city tour ataukah tur ke desa wisata? Mengenal dan memahami desa (wisata) memang membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Pembaca yang budiman, siapapun anda – sebagai awal untuk mengenal kami, apakah menghendaki kami untuk ngluruk?
~!@#$%^&*()_+